*CAKRAMEDIA INDONEDIA,-* Blora, 19 April 2025 — Warga di Desa Getas, Gempol, dan Trogotuwung menunjukkan semangat gotong royong dalam memperbaiki jalan rusak yang selama ini menjadi akses utama mereka. Meski belum mendapatkan bantuan dari pemerintah kabupaten, masyarakat tidak tinggal diam.
Pengerjaan jalan Getas menuju Gempol dilakukan secara swadaya dengan urugan pedel (kerikil kasar) yang merupakan sumbangan sukarela dari para petani jagung dan tebu. Jalan ini merupakan jalan kabupaten, namun kondisinya sudah lama rusak parah dan belum tersentuh perbaikan resmi.
Sementara itu, perbaikan jalan Getas menuju Trogotuwung dikoordinatori oleh Edi Hartono (dikenal sebagai Edi Aktor), tokoh masyarakat dari RT 01/RW 01 Desa Trogotuwung, Kecamatan Randublatung. Kegiatan dimulai pada Sabtu, 19 April 2025, dengan penurunan 15 rit pedel dan akan dilanjutkan dalam hari-hari berikutnya, difokuskan terlebih dahulu pada titik-titik yang paling parah.
Untuk jalan Trogotuwung menuju Gempol, upaya perbaikan telah dilakukan sejak dua bulan lalu, di bawah koordinasi Mbah Sampan selaku Kepala Dusun Pelem. Sama seperti upaya sebelumnya, mereka mengandalkan sumbangan dari petani yang memiliki lahan cukup luas serta dukungan logistik berupa dua truk milik Yuyus Waluyo, anggota DPRD Blora yang juga warga Desa Gempol.
"Walaupun ini jalan kabupaten, kami tidak bisa hanya menunggu. Ini jalan yang setiap hari kami lewati sendiri. Maka kami cari solusi dengan meminta bantuan secara sukarela dari para petani," ujar Mbah Sampan.
Edi Hartono juga menyampaikan bahwa perhatian utama adalah keselamatan masyarakat. "Kalau jalan tergenang air dan rusak, kasihan anak-anak sekolah dan warga yang butuh berobat. Maka kami gotong royong agar semua bisa merasakan manfaatnya," ujarnya.
Salah satu warga, Ramadi (62), pedagang siomay asal Dusun Genteng, Desa Getas, yang sudah 27 tahun berjualan menggunakan sepeda ontel, turut bersyukur atas perbaikan jalan ini. "Terima kasih kepada para donatur. Jalan jadi lebih baik, tidak terlalu gronjal-gronjal, kami merasa sangat terbantu," ungkapnya.
Semangat kolektif ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara masyarakat, tokoh lokal, dan petani dapat menghasilkan perubahan nyata, bahkan tanpa bergantung sepenuhnya pada bantuan pemerintah.
*(JOE)*
0 komentar:
Posting Komentar